.:[Double Click To][Close]:.

No SARA here

"Kalau kamu gak bisa menghargai budayamu sendiri, pantas aja orang lain tidak akan menghargaimu."
-- Jackie Chan dalam film 'Looking for Jackie' --
Sekali ngelihat gue, orang juga tau suku apa gue ini. Yess, I'm Chinese! Tulen, 100% dari nyokap bokap gue bahkan nenek kakek gue (walaupun gak tertutup kemungkinan juga sih ada keturunan Jepang nya atau Korea atau apa kek gitu, heheehee).
Tapi setelah kenal, orang mungkin ragu-ragu, apakah si Dress ini chinese atau bukan sebenernya? Banyak orang bilang gue chinese yg bukan chinese. Yah gue juga gak ngerti apa maksudnya, susah dijelasin.

Bukannya gue mau ngomongin SARA atau apa, tapi ini masalah identitas.
Dulu di Lampung, dengan model wajah orang-orang Lampung yg juga rada sipit dan putih, mungkin gue bisa tersamar. Di Medan, semuanya beda, lebih berasa rasisme nya. Apalagi Chinese di Medan harus bisa berbahasa Hokkien.

Nah itu dia! Oke, sekarang ini memang sih gue belum bisa berbahasa Hokkien. Awalnya juga gue gak minat belajar bahasa macem-macem. Abis gue pikir, bahasa Inggris yg dipelajarin dari SD aja sampe sekarang masih susah, apalagi bahasa Hokkien yg gue gak bisa sama sekali? Tapi, gue mau belajar loh! Belajar bahasa gak bakal ada matinya. Lagi pula, gue sadar sama apa yg dibilang Jackie Chan di atas, bahwa gue sebagai penerus keturunan harus bisa melestarikan budaya. Gue gak mau cuma sekedar orang bertampang Chinese, tapi gak tau apa-apa tentang kebudayaan dan bahasanya. Dan target gue, 2 tahun dari sekarang deh, lo udah bisa denger gue ngomong hokkien. Hhahaaha. (Bukan sombong, tapi ini janji buat motivasi gue)

Di lain sisi, gue juga bangga dengan ketidakkentalan gue sebagai Chinese. Gue bangga menjadi seorang keturunan, sekaligus gue juga bangga terlahir di Indonesia, bertanah air Indonesia, WNI, dan berbahasa Indonesia.
Terserah kalo ada yg mau menghina gue, tapi tetep ya gue bangga-bangga aja tuh! Well, rasa nasionalisme itu gak bisa dilihat dari suku mana lo berasal kan? Gue tetep pakai batik, gue juga tetep belajar bahasa Hokkien. Gue bersahabat dengan orang-orang Chinese, gue juga bersahabat dengan pribumi. Intinya, dua-duanya harus selaras karena gue bagian dari keduanya.

Dan gue sangat sangat terinspirasi sama Chinese-chinese Indonesia yg gayanya keren, kayak Daniel Mananta tuh. Dia bisa-bisanya dong bikin clothing line dengan tema Indonesia: Damn, I Love Indonesia!

Anjrit kan keren gila! Yg kayak gini nih baru bener-bener "Proud to be Chinese, proud to be Indonesian!"

Sorry ya, postingan ini gak bermaksud nyindir siapa-siapa atau gimana. Gue cuma mau ngasih saran:
Buat lo semua dari suku manapun, RAS apapun, jangan sampe deh lo gak bisa berbahasa daerah lo sendiri. Malu! Kalaupun belum bisa, belajar lah! Pokoknya, lo mesti menghargai itu dan lestarikanlah sampe anak-cucu lo.
Budaya itu jangan dibiarin punah gitu aja. Karena pendahulu-pendahulu kita udah susah payah menciptakan budaya itu sendiri, dan kita sebagai generasi penerus wajib mempertahankannya. Yeeeahh, semangat buat pelestarian budaya!


--->>> Sampai ketemu di postingan berikutnya, dan saat itu gue udah berumur 19 tahun. Hheheee!